Wartawan Musiman

Menjelang hari Raya Idul Fitri, hal lumrah yang menjadi pemandangan pada instansi pemerintah adalah banyaknya wartawan (orang yang mengaku wartawan) yang meminta Tunjangan Hari Raya (THR). Mereka ini muncul secara musiman menjelang suatu even tertentu, termasuk lebaran.

Yang jadi pertanyaan adalah siapakah yang patut disebut wartawan? Apakah mereka yang hanya memiliki kartu keanggotaan suatu media tanpa ada karya jurnalistik bisa dikatakan wartawan? Tahukah mereka Kode Etik Jurnalistik?

Yang marak menyambangi instansi-instansi pemerintah dikenal dengan sebutan Wartawan Tanpa Surat Kabar (WTS), wartawan Tempo (tempo-tempo terbit). Mereka ini hanya muncul untuk meminta suatu bantuan atau dengan sebutan lain sebagai kontribusi untuk mereka ikut merayakan suatu even.

Apakah ini salah satu imbas dari kebebasan pers yang kebablasan?

0 komentar:

Posting Komentar